Etika atau sopan santun merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja, etika perlu diperhatikan. Hal tersebut tidak terkecuali saat sedang atau dalam membangun karir. Karena ketika kita memperhatikan etika dalam berperilaku, hal tersebut dapat membantu membangun hubungan kerjasama yang saling mengerti, menghargai dan menghormati sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
Memiliki etika yang baik juga, dapat menjadi salah satu indikator untuk disukai banyak rekan kerja, karena dinilai dapat menebar positive vibes pada lingkungan. Sebaliknya, jika dalam membangun karir, kita mengedepankan sikap sombong, egois bahkan kasar, maka hal tersebut dapat memberikan kesan yang buruk bagi atasan ataupun rekan kerja. Tentu saja hal ini dapat membuat seseorang sulit diterima di lingkungan. Akibatnya, akan merasa susah untuk bergaul di lingkungan kerja.
Selian itu, etika berhubungan erat dengan sikap profesional. Keduanya menjadi satu kekuatan untuk masuk di dunia kerja sehingga menjadikan seseorang lebih diperhitungkan. Salah satu bentuk menjaga profesionalitas diri dimulai dari cara absensi karyawan. Asensi yang tertib memperlihatkan seseorang memiliki time management yang baik, sehingga rekan lainnya akan melihat sikap profesional untuk kemudian etika dapat terlihat pada keseharian.
Dengan memiliki etika yang baik dalam membangun karir, akan memudahkan seseorang mengendalikan diri dalam menghadapi konflik, mengembangkan tanggungjawab sosial dalam karir, dapat menciptakan persaingan yang sehat antar sesama rekan, juga mendorong seseorang untuk mampu berkata sesuai dengan kebenaran yang ada.
Banyak sekali etika yang perlu diperhatikan. Diantaranya yaitu tutur kata yang baik. Tutur kata atau penggunaan bahasa kepada rekan di lingkungan kerja, dapat menunjukan bagaimana etika seseorang. Penggunaan bahasa indonesia yang santai, namun memiliki intonasi suara yang sopan, dan didukung dengan bahasa tubuh yang baik, tentu akan membuat lawan bicara merasa nyaman. Untuk mendapatkan kemampuan komunikasi yang satu ini, tentu perlu adanya latihan dan pengalaman. Jadi, mulai biasakan berkomunikasi dengan baik dan sopan di dunia kerja. Karena hal ini menjadi salah satu upaya untuk dapat menghargai siapa saja yang sedang menjadi lawan bicara.
Dunia kerja dan lingkungan pergaulan teman yang memberi kebebasan dalam berbicara, tentu adalah kedua tempat yang berbeda. Di lingkungan kerja, ada batasan yang perlu diperhatikan agar dapat tetap menjaga privasi masing-masing. Maka, saling menghargai menjadi etika yang penting untuk dimiliki agar menciptakan kenyamanan bersama.
Kalian pasti tidak asing dengan Najwa Shihab yang membawakan acara Mata Najwa, atau Irfan Hakim sebagai MC Kondang yang selalu hadir dan membawakan berbagai acara dengan genre yang berbeda, dan Ustad Abdul Somad, kan? Mereka merupakan orang-orang yang seringkali muncul di layar kaca. Berbeda profesi, namun ada di satu kategori yang sama, yaitu seorang Public Speaker.
Baik diakui atau tidak, ketenarannya itu cukup sudah diakui publik. Lantas, pernah kah kita bertanya apa yang membuatnya begitu bertahan di hati publik? Selain karena memang pengetahuannya, ketiga public figure itu merupakan seorang Public Speaker yang hebat. Kemampuan retorikanya sudah tidak diragukan lagi.
Selain itu, ketiga contoh Public Speaker diatas, memperlihatkan kepada kita bahwasanya selain hardskill, softskill juga harus dimiliki oleh seorang Public Speaker untuk dapat mendukung performanya. Salah satunya adalah etika. Ya.. etika yang perlu diperhatikan dalam Public Speaking diantaranya sikap ramah dan sopan. Entah itu dalam berucap atau dalam bertingkah laku. Sudah barang tentu karakter ini akan disukai banyak orang, bukan? Pun dengan ketiga public speaker diatas, mereka memperlihatkan etika yang baik kan? Karenanya, publik selalu menerima dan menjadikannya idola.
Memiliki pribadi yang rendah hati dan lapang hati dalam menerima kritik, merupakan kunci selanjutnya untuk dapat menjadi Public Speaker yang baik. Jika memang ada kritikan, terimalah. Terlebih itu kritikan yang dapat membangun. Jika kritikan yang diterima tidak sesuai, jangan sampai itu menyulut kemarahan, melainkan tetap bersikap tenang.
Juga, hindari perdebatan dan pertengkaran, lalu tidak menyinggung perasaan orang lain. Hal diatas terlihat sangat sederhana, namun dalam praktiknya terkadang dibenturkan dengan segala kendala. Jadilah Public Speaker yang kuat dalam hardskill, dan mumpuni dalam softskill.