K-Drama yang cukup digrandrungi oleh para penonton di Indonesia, ternyata tidak hanya menyuguhkan kisah roman saja. Namun dari sana, para penonton bisa belajar banyak hal baru. Seperti halnya drama korea dengan judul Shooting Stars.
Drama bergenre komedi romantis tersebut, bercerita tentang Oh Han-Byeol (Lee Sung-Kyung) sebagai kepala Public Relations (PR) dari agensi entertainment, Starforce Entertainment yang menaungi banyak aktor dan aktris.
Selain menyuguhkan cerita love-hate relationship antara Oh Han-Byeol dan Gong Tae-Sung (Kim Yong-Dae), Shooting Stars membawa penonton untuk mengetahui dan memahami karir seorang PR, yang dituntut untuk memiliki keterampilan komunikasi, menguasai skill manajemen krisis dan problem solving, juga dapat menghadapi berbagai rumor para artis yang dinaungi agensinya dengan sikap tenang namun tepat.
Dari drama yang rilis di tahun 2022 tersebut, penonton dapat belajar banyak hal diantaranya adalah pemahaman mengenai PR yang bertanggungjawab pada citra perusahaan. Salah satu tugas PR adalah untuk menyampaikan segala informasi penting mengenai perusahaan pada publik. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, PR harus pandai memilah dan memilih informasi mana yang dapat dikonsumsi oleh publik. Sehingga dari informasi yang disampaikan, citra perusahaan tetap positif.
Hal tersebut dilakukan oleh On Han-Byoel untuk selalu menjaga reputasi para artis yang dinaungi oleh Starforce Entertainment.
Humas harus cermat untuk memanfaatkan situasi dan peluang. Itulah yang ditayangkan dalam drama dengan total 16 episode tersebut. Tim PR Starforce selalu berhasil dalam menemukan solusi untk memperbaiki citra para artisnya yang terlibat rumor negatif. Oh Han-Byeol dengan tim pun selalu berhasil memanfaatkan rumor negatif yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik, menjadi peluang yang bermanfaat bagi agensi atau artis yang dinaunginya. Dari sini, terlihat bahwa PR memang mau tidak mau harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan krisis yang sedang terjadi.
Bersikap Responsif, tidak Reaktif. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh PR saat menghadapi segala isu negatif yang dapat menghancurkan citra perusahaan. Responsif artinya, menanggapi segala sesuatu dengan cepat dan tepat, juga tidak gegabah. Oh Han-Byeol dan tim melakukan hal tersebut saat para artisnya dihujani rumor negatif. Tim PR selalu tenang dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak terkait. Jika sudah jelas informasinya, maka tim PR akan segera mengkonfirmasi kepada publik melalui awak media, baik secara langsung, melalui email, atau melalui telepon.
Media Relations adalah aktivitas yang dilakukan oleh tim PR untuk menjalin hubungan baik dengan media massa. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan mudah melakukan publikasi dengan maksimal. Hal ini tentu tidak luput juga dari tim PR yang dipimpin oleh Oh Han-Byeol. Ia dan timnya menjalin baik hubungan dengan para reporter dari berbagai media, sehingga ketika akan melakukan publikasi, tim mereka tidak merasa kesulitan.
Memiliki hubungan baik dengan media juga, menjadi cara untuk mengatasi krisis. Hal ini dapat dilihat dari scene yang memperlihatkan Gong Tae Sung yang mengalami skandal dengan seorang aktris senior Eun Si Woo. Foto keduanya yang seolah sedang berpelukan tersebar di internet. Tentu hal ini menjadi citra negatif dan banyak opini publik yang bermunculan. Padahal, apa yang diteriakan publik melalui jari jemarinya adalah bukan hal yang benar, karena Eun Si Woo adalah ibu kandung dari Gong Tae Sung.
Karena hal ini, PR menggandeng media relations untuk meredakan opini publik mengenai skandal yang ada, melalui konferensi pers. Cara ini dilakukan untuk mengembalikan keadaan seperti semula, juga agar informasi yang tersebar tidak melebar kemana-mana atau bahkan tidak dilebih-lebihkan.
Dari banyaknya hal diatas yang juga bisa kita nikmati dari K-Drama Shooting Stars, memperlihatkan bahwasanya PR memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. PR dituntut untuk dapat menangani krisis yang terjadi, dan juga tetap harus bersikap tenang dalam mengambil suatu keputusan. Bagaimana #temantrustme, sudah siap menjadi Profesional PR?
Etika atau sopan santun merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja, etika perlu diperhatikan. Hal tersebut tidak terkecuali saat sedang atau dalam membangun karir. Karena ketika kita memperhatikan etika dalam berperilaku, hal tersebut dapat membantu membangun hubungan kerjasama yang saling mengerti, menghargai dan menghormati sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
Memiliki etika yang baik juga, dapat menjadi salah satu indikator untuk disukai banyak rekan kerja, karena dinilai dapat menebar positive vibes pada lingkungan. Sebaliknya, jika dalam membangun karir, kita mengedepankan sikap sombong, egois bahkan kasar, maka hal tersebut dapat memberikan kesan yang buruk bagi atasan ataupun rekan kerja. Tentu saja hal ini dapat membuat seseorang sulit diterima di lingkungan. Akibatnya, akan merasa susah untuk bergaul di lingkungan kerja.
Selian itu, etika berhubungan erat dengan sikap profesional. Keduanya menjadi satu kekuatan untuk masuk di dunia kerja sehingga menjadikan seseorang lebih diperhitungkan. Salah satu bentuk menjaga profesionalitas diri dimulai dari cara absensi karyawan. Asensi yang tertib memperlihatkan seseorang memiliki time management yang baik, sehingga rekan lainnya akan melihat sikap profesional untuk kemudian etika dapat terlihat pada keseharian.
Dengan memiliki etika yang baik dalam membangun karir, akan memudahkan seseorang mengendalikan diri dalam menghadapi konflik, mengembangkan tanggungjawab sosial dalam karir, dapat menciptakan persaingan yang sehat antar sesama rekan, juga mendorong seseorang untuk mampu berkata sesuai dengan kebenaran yang ada.
Banyak sekali etika yang perlu diperhatikan. Diantaranya yaitu tutur kata yang baik. Tutur kata atau penggunaan bahasa kepada rekan di lingkungan kerja, dapat menunjukan bagaimana etika seseorang. Penggunaan bahasa indonesia yang santai, namun memiliki intonasi suara yang sopan, dan didukung dengan bahasa tubuh yang baik, tentu akan membuat lawan bicara merasa nyaman. Untuk mendapatkan kemampuan komunikasi yang satu ini, tentu perlu adanya latihan dan pengalaman. Jadi, mulai biasakan berkomunikasi dengan baik dan sopan di dunia kerja. Karena hal ini menjadi salah satu upaya untuk dapat menghargai siapa saja yang sedang menjadi lawan bicara.
Dunia kerja dan lingkungan pergaulan teman yang memberi kebebasan dalam berbicara, tentu adalah kedua tempat yang berbeda. Di lingkungan kerja, ada batasan yang perlu diperhatikan agar dapat tetap menjaga privasi masing-masing. Maka, saling menghargai menjadi etika yang penting untuk dimiliki agar menciptakan kenyamanan bersama.
Tidak jarang, kita mendengar seseorang mengatakan ‘ummm’ sebagai pengisi di jeda saat berbicara. Atau bahkan mungkin, kita sendiri masih demikian. Padahal menggunakan kata ‘ummm’ yang bisa jadi disampaikan dengan tidak sadar tersebut, dinilai tidak elok dan terdengar kurang kompeten, terlebih jika digunakan secara berlebihan dan berulang.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan ‘kebiasaan’ tersebut? Tentu perlu adanya latihan dan evaluasi dari diri kita sendiri.
Jika kita menyadari bahwa kita sering melakukan hal tersebut maka, ada cara untuk membantu mendiagnosis masalahnya. Kita bisa meminta bantuan teman atau rekan kita untuk menepuk tangan saat mendengarkan kata ‘ummm’ yang kita lontarkan saat berbicara. Metode ini adalah cara termudah untuk menyadari seberapa sering kita menggunakan kata ‘pengisi’ saat berbicara. Hal ini tentu akan membantu dan menyadarkan kita, agar dapat berupaya menghilangkan kata-kata yang seharusnya tidak digunakan agar terlihat lebih kompeten.
Selain itu, merekam suara saat sedang berbicara adalah cara lain untuk kita bisa mengevaluasi dan menganalisa diri sendiri saat berbicara.
Penggunaan kata ‘ummm’ saat sedang berbicara biasanya digunakan untuk mengambil jeda berpikir, atau terlontar begitu saja saat sedang mengejar kecepakat berpikir di otak. Maka jika demikian, berikanlah jeda bermakna sekitar satu atau dua detik dalam kalimat, dengan cukup diam, atau berhenti sejenak mengeluarkan suara dan tatap audience.
Karena daripada terus berbicara dengan kata-kata pengisi sembari memproses apa yang akan disampaikan, akan lebih efektif jika berhenti berbicara selama beberapa detik, sementara kita bisa ambil kesempatan itu untuk berpikir.
Hal ini tentu tidak mudah jika memang belum terbiasa. Maka, latihan atau berlatih adalah kunci yang dapat terus dilakukan agar menjadi terbiasa dan bisa.
Menjadi pembicara di depan umum itu gampang-gampang susah. Gampang bagi yang memang sudah terbiasa, dan dirasa tidak mudah bagi yang masih butuh tambahan jam terbang. Atau, tidak jarang juga, meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun ketika saat akan memulai, rasa gugup tetap datang. Dan hal itu dapat dikatakan wajar, jika tidak menggangu konsentrasi dan masih dapat menyampaikan pesan dengan baik pada audience.
Lantas, adakah rahasia yang bisa dilakukan oleh seorang public speaker agar tidak merasa gugup? Jawabannya adalah, ada.
Pertama, kita perlu melakukan persiapan. Terutama adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Materi tersebut, bisa saja ditulis terlebih dahulu menjadi suatu naskah. Atau ditulis point-point nya saja agar tetap dapat dibawa ke atas ‘panggung’. Sebenarnya, ini tergantung pada karakter masing-masing juga ya. Dan cari yang lebih nyaman.
Kedua, tentunya perlu ada yang namanya ‘latihan’. Meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun tidak ada salahnya jika kita tetap melakukan latihan saat sebelum akan tampil. Ini akan menjadi bekal juga untuk kita agar lebih percaya diri.
Ketiga, persiapkan pakaian sesuai dengan acara yang dihadiri. Jika kita akan menyampaikan sambutan di acara perayaan adat, maka pakailah baju yang sesuai yaitu pakaian adat. Pun juga jika menghadiri acara resmi, maka sudah seharusnya dengan pakaian lengkap jas/blazer.
Keempat, kita bisa menenangkan diri kita sendiri dan tetap tersenyum. Bersikap tenang ketika saat akan dan sedang melakukan kegiatan public speaking adalah keharusan. Karena jika tenang, maka emosi kita akan bisa diatur, sehingga saat berbicara kita bisa menentukan kecepatan bicara kita. Karena jangan sampai karena tidak tenang, emosi tidak terkenali, dan bicara kita menjadi cepat, sehingga pesan yang akan disampaikan tidak dimengerti oleh audience.
Nah itu dia rahasia terhindar dari gugup saat Public Speaking. Selamat mencoba ya..
Menjaga penampilan secara fisik, dapat disadari ataupun tidak memiliki dampak sosial yang cukup tinggi. Hal ini cukup bertentangan dengan istilah yang sudah lama dan sering kita dengar yaitu, “Don’t judge a book by its cover”. Karena jika diingat kembali, tidak kah kita berpikir pekerjaan ataupun kegiatan seseorang setelah melihat penampilannya?Nah, maka dari itu perlu sekali menjaga penampilan untuk kebutuhan profesional.
Para ahli komunikasi menuturkan, penampilan merupakan komunikasi verbal yang dinilai untuk dapat menyampaikan ambisi, keinginan dan juga menjadi persepsi orang mengenai ‘nilai’ yang kita miliki.
Jadi, tidak ada salahnya, dan bahkan dinilai tepat untuk kita dapat menjaga penamilan agar baik secara profesional.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan pakaian. Menggunakan pakaian tidak perlu melulu harus baru. Namun cukup diperhatikan kebersihan dan kerapihannya.
Kedua, yaitu tatanan rambut bagi pria juga wanita. Pun juga pemakaian jilbab bagi wanita muslim. Hal ini dinilai penting juga, karena bagian atas adalah yang juga sering dilihat dan diperhatikan oleh klien ataupun kolega.
Ketiga, memperhatikan kebersihan kuku. Kuku baiknya dirawat dalam keadaan pendek, dan atau wanita disesuaikan. Juga, untuk wanita penggunaan pemulas kuku sebaiknya disesuaikan dengan warna yang netral.
Keempat yaitu menjaga kebersihan gigi, nafas juga badan. Mengapa? Karena jika pekerjaan kita yang sering bertemu dengan klien, melakukan presentasi, hal ini tentu menjadi perhatian. Usahakan tetap bersih dan wangi ya.
Kelima, penggunaan alas kaki. Tidak dianjurkan menggunakan sandal santai saat ada pertemuan dengan klien ataupun meeting internal. Usahakan selalu menggunakan sepatu untuk tampilan profesional. Bagi wanita dapat menggunakan sepatu berhak, namun tetap harus memilih sepatu yang memberikan rasa nyaman.
Selain dari penampilan, ada baiknya juga kita menjaga cara bicara juga pemilihan kata dalam merespon lawan bicara. Hal ini tentu sederhana, namun memiliki dampak yang cukup besar.
Hal pertama yaitu, menggunakan kata “Ya” ketika menjawab pertanyaan. Seringkali ketika sedang menjawab pertanyaan, dengan tanpa sadar menjawa dengan “Hah?” padahal penggunaan kata “Ya” lebih profesional.
Kedua, penggunaan kata “Saya” dibanding “Aku”. Namun hal ini tentu saja disesuaikan dengan kedekatan dan kesempatan dengan lawan bicara.
Ketiga, hindari menggunakan kata “Doang” di setiap kesempatan. Kata ini berdampak pada pemotongan deskripsi yang akan dijelaskan pada lawan bicara.
Keempat, lebih baik menggunakan kata “Tidak” daripada “Kagak”. Terutama pada klien atau kolega ya.
Terakhir yaitu, selalu perhatikan intonasi saat berbicara, juga hindari kata gaul saat acara formil, dan selalu gunakan kata baik dan positif karena hal itu mencerminkan seorang profesional.
Selamat berlatih, dan selamat mencoba..
Melakukan branding baik untuk personal ataupun corporate, tentu membutuhkan sikap konsisten dalam melakukannya. Hal tersebut, agar tujuan branding dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
Nah, kali ini trustmePR akan berbagi empat tips untuk dapat konsisten dalam melakukan kegiatan branding.
Pertama, yaitu perlu adanya penyusunan rencana. Menyusun rencana dibagi menjadi dua bagian agar lebih mudah. Yaitu buat rencana jangka pendek juga rencana jangka panjang. Hal ini tentu agar memudahkan melepaskan kebiasan ‘memulai’ namun tidak sampai menyelesaikan. Juga menjadi dorongan untuk dapat memaksimalkan potensi pencapaian yang telah ditentukan. Jadi mulai sekarang, ayo buat rincian yang sedang direncanakan dalam waktu dekat dan dalam jangka waktu panjang.
Kedua, membuat agenda secara bertahap dan juga berkelanjutan. Setiap rencana yang sudah disusun, tentu tidak dapat dicapai secara instan. Maka dari itu, membuat agenda adalah jawaban agar tujuan dapat tercapai. Dengan catatan, agenda dibuat jelas juga memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Contoh, untuk personal branding di media sosial itu adalah salah satu rencananya ingin rajin posting kegiatan untuk portofolio. Maka jadwal yang dibuat adalah berapa postingan di setiap minggu, hari apa saja yang kamu agendakan untuk posting dan bagaimana tema yang akan diangkat, dan seterusnya.
Ketiga, perlu adanya rasa ‘Sabar’. Mengapa demikian? karena disadari atau tidak, kendala terbesar konsisten yaitu adanya ketidakmampuan menyikapi suatu kegagalan dengan baik. Misal, ketika sudah aktif di media sosial untuk membangun personal branding, namun tidak juga menghasilkan interaksi yang baik. Nah disana, itu artinya masih ada proses yang perlu dilakukan, dan yang masti perlu adanya kesabaran. Atau, coba untuk melakukan personal branding, tapi ada yang ‘nyinyir’, itu kendala juga kalau tidak sabar. Maka sangat perlu melatih kesabaran.
Keempat, evaluasi secara berkala. Evaluasi dilakukan setelah melakukan berbagai agenda yang direncanakan. Hal ini dianggap penting karena dapat mengetahui perkembangan yang telah dicapai. Atau, jika hasilnya belum memuaskan atau belum seperti yang direncanakan, maka dengan evaluasi dapat mengetahui kesahalannya dimana, dan apa yang perlu diperbaiki.
Itu dia, keempat tips untuk dapat konsisten ketika sedang melalukan kegiatan branding baik untuk personal ataupun corporate. Selamat mencoba!
Tidak dipungkiri, bahwa penampilan adalah hal utama yang dapat dilihat dan dinilai saat seseorang bertemu dengan orang baru untuk pertama kalinya. Hal tersebut, tentu menjadikan penampilan dianggap cukup penting.
Memiliki penampilan yang baik, tidak perlu menggunakan busana ataupun aksesoris yang mahal dengan harga selangit. Namun, cukup diperhatikan kebersihan, kerapihan, kecocokan dan tentunya sesuai dengan momen.
Misal, saat bekerja di suatu perusahaan sturtup yang kebanyakan pekerjanya anak muda, maka pilihkan pakaian yang sopan namun tidak terlalu kaku atau formal. Tapi, kebalikannya. Jika bekerja di instansi pemerintahan, misalnya. Maka sudah seharusnya memilih pakaian yang sesuai dengan ketentuan.
Apa yang dikenakan, itu adalah kepribadian yang ingin ditunjukan pada orang disekitar. Maka, perlu kepercayaan diri yang baik agar dapat berpenamilan menarik dan profesional, sehingga penampilan menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan nilai personal kita dalam hal branding.
Selain itu, penampilannya juga menjadikan seseorang dianggap lebih kredibel. Karena disadari ataupun tidak, penampilan dapat mempengaruhi persepsi orang lian pada diri kita. Penampilan yang menarik dan juga profesional, menjadikan kita memiliki nilai kredibilitas dan integritas yang tinggi. Tentu saja, hal tersebut mempengaruhi kesempatan kita untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, misalnya.
Memiliki penampilan yang baik juga, tentu menjadikan kita sebagai pribadi yang memiliki nilai tambah, sehingga memiliki kepercayaan diri yang baik, dan mendapatkan kesan baik juga dari orang lain di sekitar kita.
Jadi, sudahkah berpenamilan yang sesuai untuk hari ini?
Masa pandemi, memberikan dampak yang cukup besar bagi berbagai sektor bisnis. Mulai dari usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan bahkan sampai perusahaan besar. Mengutip hasil survey Asian Development Bank (ADB) di tahun 2020, sekitar 48,6 persen UMKM di Indonesia tutup karena pandemi.
Dari penurunan jumlah diatas, ada solusi yang dapat dilakukan banyak pelaku bisnis, salah satunya yaitu dengan memanfaatkan digital marketing, dalam proses penjualan.
Digital marketing, merupakan sistem pemasaran produktif yang memanfaatkan jaringan internet dan sistem digital. Hal ini, tentu menjadi kabar baik, karena pengguna internet di Indonesia dinilai cukup banyak. Sehingga, digital marketing akan menjadi solusi bagi brand untuk memasarkan produknya.
Selain memudahkan pelaku usaha untuk memasarkan produk, digital marketing dapat mendukung pencegahan penyebaran virus Covid-19, karena kegiatan jual beli dapat dilakukan secara online melalui berbagai platform digital. Juga, memiliki banyak kelebihan diantaranya tidak terbatas, kegiatan operasional lebih cepat, dan biaya lebih murah.
Di era tekhnologi internet yang semakin berkembang saat ini, melakukan kegiatan marketing dengan memanfaatkan digital, dinilak tak batas. Maksudnya adalah, pemasaran produk dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Selain itu juga, pemasaran dapat dilakukan dengan jarak jauh dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Pesan yang disampaikan untuk memasarkan produk, dapat diterima cepat oleh calon konsumen dalam waktu yang sangat singkat.
Dan yang lebih utama adalah, biaya cukup murah dibandingkan dengan offline marketing. Sebelum tekhnologi berkembang seperti saat ini dan adanya digital marketing, brand yang harus menghampiri calon konsumen. Tentu hal tersebut menjadikan biaya membengkak karena perlu adanya tambahan biaya untuk akses dan akomodasi. Selain itu, pemasangan iklan secara online dinilai lebih murah, terlebih dapat menjangkau sasaran lebih tepat dan sesuai kebutuhan.
Film disebut sebagai media massa yang memiliki banyak fungsi. Diantaranya sebagai sarana hiburan, juga dinilai informatif, edukatif dan persuasif. Jika ditelaah, setiap penulis naskah film, baik tersirat ataupun tersurat, pasti menyampaikan pesan untuk penontonnya. Termasuk film Hancock.
Hancock adalah pria pemabuk yang memiliki kekuatan sangat super. Karena kekuatannya, Ia dikenal oleh masyarakat sebagai superhero. Namun sayang, meski sering membantu dan menolong banyak orang dari kejahatan, alih-alih mendapat penghargaan, Ia malah dibenci oleh masyarakat dan media. Hal tersebut dikarenakan Hancock seringkali melakukan kekacauan dan merusak banyak property saat beraksi sebagai superhero. Film besutan sutradara Peter Berg dan di produksi oleh Columbia Picture yang bekerjasama dengan Relativity Media ini, dirilis perdana pada tahun 2008, yang merupakan film aksi komedi.
Hancock (Will Smith) yang menyadari dirinya memiliki citra buruk di mata masyarakat dan media, meminta pertolongan kepada praktisi PR, Ray Embrey (Jason Bateman) untuk melakukan perbaikan citra (Rebranding). Dari cerita ini, kita dapat belajar bahwasanya untuk melakukan rebranding diperlukan adanya strategi yang baik. Strategi tersebut akan didapatkan setelah adanya evaluasi. Itulah hal pertama yang dilakukan oleh Ray terhadap Hancock. Ray meminta Hancock untuk mengevaluasi diri, juga membenahi internal dari dirinya agar dapat berubah, sehingga dapat memperbaiki hubungannya dengan masyarakat.
Setelah menyepakati permintaan Hancock untuk dapat memperbaiki citranya, Ray Embrey melakukan perannya sebagai PR dengan Maksimal. Pertama, Ray menjadi penasihat ahli untuk memberikan berbagai masukan, seperti salah satunya perubahan sikap Hancock pada public. Selanjutnya, dalam hal pemecahan masalah ketika sedang mengalami krisis. Yaitu ditunjukan saat Ray meminta Hancock untuk menerima sanksi di penjara selama dua pekan, sebagai bentuk penyesalan, dan sebagai upaya agar Citra Hancock dapat baik di mata publik. Selain itu, sebagai PR, Ray melakukan komunikasi yang baik untuk menenangkan publik yang sudah terlanjur tidak suka dengan Hancock, juga sebagai informan bagi Hancock mengenai perkembangan kasus yang sedang terjadi.
Ray Embrey sebagai PR, menyadari betapa buruknya citra Hancock di mata masyarakat dan media. Maka dari itu, Ray mengambil keputusan untuk melakukan Konferensi Pers, dan membujuk Hancock untuk menyampaikan maaf atas segala kekacauan yang pernah dilakukannya.
Dalam dunia PR, membangun relasi dengan media merupakan kegiatan yang dapat menaikan citra, menolong seseorang atau organisasi keluar dari isu negatif, dapat menaikan hubungan baik dengan publik, menciptakan citra positif, juga menaikan kepercayaan publik.
Dari satu film, banyak hal yang dapat kita pelajari. Jadi, menonton tidak lagi hanya untuk hiburan saja, melainkan juga dapat menambah pengetahuan, termasuk di dalamnya pengetahuan mengenai Public Relations.
Bagaimana, sudah menonton film apa hari ini dan pelajaran apa yang didapat?
Sumber gambar: imdb.com
Pernah mendengar kata potensi diri? Yaps, betul. Potensi diri merupakan keahlian dalam individu, yang mana dapat dikembangkan dengan maksimal, sehingga menjadi peluang besar bagi karir yang sedang dijalani.
Mengembangkan potensi yang dimiliki, dinilai cukup mudah. Namun perlu kerja keras juga kegigihan yang terus berlanjut. Berikut, trustmePR akan memberikan tips bagaimana mengembangkan potensi diri.
Hal utama dan dianggap penting yaitu perlu mengenal diri sendiri. Karena dalam menggali sesuatu yang ada dalam diri, maka perlulah mengenal terlebih dahulu. Kita dapat bertanya, juga memahami diri kita sendiri, mengenai apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.
Kedua, perlu adanya minat untuk dapat belajar tanpa henti. Jika pernah berpikir bahwa setelah bekerja tidak usah belajar, maka itu adalah salah. Mengapa? Karena meski sudah memiliki pekerjaan, belajar adalah suatu keharusan yang tetap perlu dijalani. Karena, pendidikan dan pembelajaran berkelanjutan dapat dikatakan sebagai investasi yang sangat berharga untuk sebuah karir. Dengan perkembangan tekhnologi saat ini, maka kita diberi wadah yang sangat mudah untuk belajar. Banyak platform yang menyediakan berbagai ilmu sesuai dengan kebutuhan. Maka, manfaatkanlah.
Ketiga, melatih karakter kepemimpinan. Karakter kepemimpinan, menjadi bekal yang hebat untuk kita di dunia kerja. Dengan memiliki karakter tersebut, selain dapat mudah beradaptasi dengan kondisi dan rekan kerja, juga dapat memudahkan kita untuk menggali potensi diri yang ada agar terus berkembang.
Keempat, selalu berpikir opitimis. Optimis, dapat diartikan secara singkat dengan beripikir positif, juga mudah untuk melihat perkara apapun dari sudut pandang yang baik. Tentu hal ini perlu dimiliki, agar ketika mendapatkan satu persoalan, mudah menentukan keputusan yang tidak merugikan diri sendiri ataupun oranglain. Dengan sikap optimis juga, kita bisa memberikan motivasi pada diri kita sendiri, untuk terus dapat mengembangkan potensi yang ada.
Kelima, mudah mengapresiasi diri. Ketika berhasil meraih suatu pencapaian, kita bisa mencatat dan mengapresiasi diri kita sendiri. Dengan begitu, maka keyakinan pada kemampuan yang dimiliki akan terbentuk, sehingga memudahkan kita untuk menemukan potensi lain yang ada.
Selanjutnya, yaitu konsisten. Menggali potensi diri, selalu berkaitan dengan hal-hal kecil yang dilakukan setiap hari dengan konsisten. Kita bisa melakukan metode catat mencatat. Yaitu dengan mencatat apa yang akan dilakukan di setiap harinya. Catatan tersebut akan memberi manfaat berupa pengetahuan untuk diri kita sendiri agar menjadi tahu mana yang prioritas mana yang tidak. Dengan demikian, waktu yang akan dilewati tersusun sesuai dengan kebutuhan.
Terakhir, tidak membandingkan diri dengan orang lain. Saat ini sangat tren kata insecure. Yaitu ada rasa tidak percaya diri, terlebih ketika melihat kelebihan yang orang lain miliki. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain itu dapat dikatakan baik, ketika hal tersebut menjadi motivasi kita agar mudah melakukan hal lebih.
Yang perlu digarisbawahi dan disadari adalah, potensi dan pencapaian setiap orang itu berbeda-beda, sesuai dengan potensinya masing-masing. Jadi, tidak perlu sibuk membandingkan dengan orang lain. Tapi bandingkanlah pencapaian kita sebelumnya dan sekarang. Alih-alih membandingkan potensi tersebut, lebih baik latih potensi yang ada, agar menjadi istimewa dan menjadi unik, sehingga dapat membangun potensi diri menjadi lebih kuat lagi.
Bagaimana, sudah melakukan hal-hal yang diatas. Yu, kita mulai, dan latih terus.