K-Drama yang cukup digrandrungi oleh para penonton di Indonesia, ternyata tidak hanya menyuguhkan kisah roman saja. Namun dari sana, para penonton bisa belajar banyak hal baru. Seperti halnya drama korea dengan judul Shooting Stars.
Drama bergenre komedi romantis tersebut, bercerita tentang Oh Han-Byeol (Lee Sung-Kyung) sebagai kepala Public Relations (PR) dari agensi entertainment, Starforce Entertainment yang menaungi banyak aktor dan aktris.
Selain menyuguhkan cerita love-hate relationship antara Oh Han-Byeol dan Gong Tae-Sung (Kim Yong-Dae), Shooting Stars membawa penonton untuk mengetahui dan memahami karir seorang PR, yang dituntut untuk memiliki keterampilan komunikasi, menguasai skill manajemen krisis dan problem solving, juga dapat menghadapi berbagai rumor para artis yang dinaungi agensinya dengan sikap tenang namun tepat.
Dari drama yang rilis di tahun 2022 tersebut, penonton dapat belajar banyak hal diantaranya adalah pemahaman mengenai PR yang bertanggungjawab pada citra perusahaan. Salah satu tugas PR adalah untuk menyampaikan segala informasi penting mengenai perusahaan pada publik. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, PR harus pandai memilah dan memilih informasi mana yang dapat dikonsumsi oleh publik. Sehingga dari informasi yang disampaikan, citra perusahaan tetap positif.
Hal tersebut dilakukan oleh On Han-Byoel untuk selalu menjaga reputasi para artis yang dinaungi oleh Starforce Entertainment.
Humas harus cermat untuk memanfaatkan situasi dan peluang. Itulah yang ditayangkan dalam drama dengan total 16 episode tersebut. Tim PR Starforce selalu berhasil dalam menemukan solusi untk memperbaiki citra para artisnya yang terlibat rumor negatif. Oh Han-Byeol dengan tim pun selalu berhasil memanfaatkan rumor negatif yang sedang hangat diperbincangkan oleh publik, menjadi peluang yang bermanfaat bagi agensi atau artis yang dinaunginya. Dari sini, terlihat bahwa PR memang mau tidak mau harus memiliki kemampuan untuk menyelesaikan krisis yang sedang terjadi.
Bersikap Responsif, tidak Reaktif. Itulah yang seharusnya dilakukan oleh PR saat menghadapi segala isu negatif yang dapat menghancurkan citra perusahaan. Responsif artinya, menanggapi segala sesuatu dengan cepat dan tepat, juga tidak gegabah. Oh Han-Byeol dan tim melakukan hal tersebut saat para artisnya dihujani rumor negatif. Tim PR selalu tenang dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pihak terkait. Jika sudah jelas informasinya, maka tim PR akan segera mengkonfirmasi kepada publik melalui awak media, baik secara langsung, melalui email, atau melalui telepon.
Media Relations adalah aktivitas yang dilakukan oleh tim PR untuk menjalin hubungan baik dengan media massa. Hal tersebut bertujuan agar perusahaan mudah melakukan publikasi dengan maksimal. Hal ini tentu tidak luput juga dari tim PR yang dipimpin oleh Oh Han-Byeol. Ia dan timnya menjalin baik hubungan dengan para reporter dari berbagai media, sehingga ketika akan melakukan publikasi, tim mereka tidak merasa kesulitan.
Memiliki hubungan baik dengan media juga, menjadi cara untuk mengatasi krisis. Hal ini dapat dilihat dari scene yang memperlihatkan Gong Tae Sung yang mengalami skandal dengan seorang aktris senior Eun Si Woo. Foto keduanya yang seolah sedang berpelukan tersebar di internet. Tentu hal ini menjadi citra negatif dan banyak opini publik yang bermunculan. Padahal, apa yang diteriakan publik melalui jari jemarinya adalah bukan hal yang benar, karena Eun Si Woo adalah ibu kandung dari Gong Tae Sung.
Karena hal ini, PR menggandeng media relations untuk meredakan opini publik mengenai skandal yang ada, melalui konferensi pers. Cara ini dilakukan untuk mengembalikan keadaan seperti semula, juga agar informasi yang tersebar tidak melebar kemana-mana atau bahkan tidak dilebih-lebihkan.
Dari banyaknya hal diatas yang juga bisa kita nikmati dari K-Drama Shooting Stars, memperlihatkan bahwasanya PR memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan. PR dituntut untuk dapat menangani krisis yang terjadi, dan juga tetap harus bersikap tenang dalam mengambil suatu keputusan. Bagaimana #temantrustme, sudah siap menjadi Profesional PR?
Siapa yang tak kenal dengan Panji Pragiwaksono, sosok serba bisa di industri hiburan Indonesia. Ia adalah aktor, pelawak tunggal, pembawa acara, penulis, rapper, youtuber, penyiar radio bahkan seraong sutradara. Meski tercatat sebagai mahasiswa Desain Produk Institut Teknologi Bandung, kariernya menterang dimulai dari kecintaannya pada dunia public speaking. Pria kelahiran Singapura 18 Juni 1979 ini mengawali karier sebagai penyiar radio di Hard Rock FM Bandung dari tahun 2001 hingga tahun 2003. Kemudian pindah ke Hard Rock di Jakarta selama tujuh tahun setelahnya.
Namanya mulai dikenal publik ketika ia memandu acara reailty show “Kena Deh” yang ditayangkan di salah satu TV Swasta. Acara tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan melambungkan nama Bapak dua anak tersebut. Ia juga pernah memandu acara siaran pertandingan NBA, menjadi host pada kompetisi Stand Up Comedy Indonesia hingga naik jabatan jadi dewan juri. Suami Gamila Mustika Burhan ini pun dikenal sebagai aktor dan sutradara Indonesia. Terbaru, ia menjadi Sutradara sekaligus Aktor pada film “Mendadak Darurat” yang akan tayang pertengahan September tahun ini. DI tahun 2022 ini, Pandji memantap diri untuk menjadi Komika (Stand Up Comedian) asal Indonesia yang berkarier di Negeri Paman Sam.
Dengan reputasinya, Pandji sering menjadi narasumber pada seminar public speaking yang diadakan di berbagai kampus di Indonesia. Dalam salah satu seminar, Panji memberi tips bagaimana cara mengasah skill public speaking. Baginya, melatih skill public speaking sama dengan melatih skill lainnya, seperti bersepeda, berenang bahkan menulis jokes sekalipun. “Kita jadi terlatih karena terlatih,” kata Panji di channel Youtubenya. Sehingga kata Pandji, untuk melatih skill public speaking, seseorang harus mencari peluang untuk bisa bicara di depan umum sebanyak-banyaknya. “Ambil kesempatan public speaking yang bisa kalian ambil. Ikut kelas MC misalnya, ambil aja meski tujuan lu nantinya bukan nge-MC,” katanya.
Intinya, tambah Panji, public speaker yang baik itu memiliki jam terbang tinggi. “Dan jam terbang tinggi ada ketika lu bisa ngambil kesempatan yang ada sebanyak-banyaknya,” pungkasnya.
Tidak jarang, diantara kita meremehkan kegiatan public speaking. Katanya, “Public Speaking itu kan gampang. Tinggal ngomong doang”. Padahal, tidak hanya ‘doang’. Dengan memiliki kemampuan public speaking, seseorang dapat menggerakan orang lain untuk merubah sikapnya, bahkan menjadikan seseorang melakukan suatu hal.
Perihal berbicara, memang semua orang bisa melakukannya. Karena, kegiatan tersebut dilakukan oleh setiap orang, dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Namun yang menjadi spesial adalah, dengan teknik yang baik, maka kegiatan ‘berbicara’ seseorang akan menjadi lebih menarik, sehingga dapat dengan mudah mengajak atau membujuk seseorang.
Contohnya adalah seorang influencer. Jika dalam mempresentasikan suatu produk atau hal tertentu yang perlu dilakukan banyak masyarakat, dalam penyampaiannya jika tidak menggunakan teknik public speaking yang baik, maka para pengikutnya tidak akan serta merta dengan mudah mengikuti apa yang diucapkannya. Jangankan untuk mendengarkan isi pembicaraan, mau mendengarkan suaranya saja sudah malas misalnya, jika memang tidak dengan intonasi, artikulasi, dan energi yang baik.
Jadi, untuk menjadi seorang public speaker, modalnya tidak hanya berbicara, namun juga menguasai banyak teknik.
Apa itu teknik public speaking? yaitu beberapa hal yang perlu dikuasai oleh seorang public speaker. Diantarnya adalah untuk menguasai materi pembahasan, rasa percaya diri, interaksi dengan audience, penyampaian pesan yang jelas dan penggunaan bahasa tubuh saat berbicara.
Selain teknik diatas, tentu masih banyak lagi teknik yang dibutuhkan oleh seorang public speaker. Nah, untuk #temantrustme, kami punya informasi menarik bagi yang ingin mempelajari dan menguasai public speaking. Hari Sabtu, 13 Agustus 2022 mendatang, trustmePR Consultant akan mengadakan Coaching Clinic #Batch2 dengan tema Public Speaking. Trainernya, tentu yang sudah bersertifikasi BNSP, juga penulis buku Formula Komunikasi (Seni Berbicara di Depan Khalayak). Untuk bergabung, informasi selanjutnya bisa diakses di www.trustmepr.com atau mampir ke sosial media instagram @trustmeprbranding. Ditunggu pendaftaranya yaaa #temantrustme
Etika atau sopan santun merupakan hal penting yang dibutuhkan dalam kehidupan. Dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja, etika perlu diperhatikan. Hal tersebut tidak terkecuali saat sedang atau dalam membangun karir. Karena ketika kita memperhatikan etika dalam berperilaku, hal tersebut dapat membantu membangun hubungan kerjasama yang saling mengerti, menghargai dan menghormati sehingga tercipta hubungan yang harmonis.
Memiliki etika yang baik juga, dapat menjadi salah satu indikator untuk disukai banyak rekan kerja, karena dinilai dapat menebar positive vibes pada lingkungan. Sebaliknya, jika dalam membangun karir, kita mengedepankan sikap sombong, egois bahkan kasar, maka hal tersebut dapat memberikan kesan yang buruk bagi atasan ataupun rekan kerja. Tentu saja hal ini dapat membuat seseorang sulit diterima di lingkungan. Akibatnya, akan merasa susah untuk bergaul di lingkungan kerja.
Selian itu, etika berhubungan erat dengan sikap profesional. Keduanya menjadi satu kekuatan untuk masuk di dunia kerja sehingga menjadikan seseorang lebih diperhitungkan. Salah satu bentuk menjaga profesionalitas diri dimulai dari cara absensi karyawan. Asensi yang tertib memperlihatkan seseorang memiliki time management yang baik, sehingga rekan lainnya akan melihat sikap profesional untuk kemudian etika dapat terlihat pada keseharian.
Dengan memiliki etika yang baik dalam membangun karir, akan memudahkan seseorang mengendalikan diri dalam menghadapi konflik, mengembangkan tanggungjawab sosial dalam karir, dapat menciptakan persaingan yang sehat antar sesama rekan, juga mendorong seseorang untuk mampu berkata sesuai dengan kebenaran yang ada.
Banyak sekali etika yang perlu diperhatikan. Diantaranya yaitu tutur kata yang baik. Tutur kata atau penggunaan bahasa kepada rekan di lingkungan kerja, dapat menunjukan bagaimana etika seseorang. Penggunaan bahasa indonesia yang santai, namun memiliki intonasi suara yang sopan, dan didukung dengan bahasa tubuh yang baik, tentu akan membuat lawan bicara merasa nyaman. Untuk mendapatkan kemampuan komunikasi yang satu ini, tentu perlu adanya latihan dan pengalaman. Jadi, mulai biasakan berkomunikasi dengan baik dan sopan di dunia kerja. Karena hal ini menjadi salah satu upaya untuk dapat menghargai siapa saja yang sedang menjadi lawan bicara.
Dunia kerja dan lingkungan pergaulan teman yang memberi kebebasan dalam berbicara, tentu adalah kedua tempat yang berbeda. Di lingkungan kerja, ada batasan yang perlu diperhatikan agar dapat tetap menjaga privasi masing-masing. Maka, saling menghargai menjadi etika yang penting untuk dimiliki agar menciptakan kenyamanan bersama.
Tidak jarang, kita mendengar seseorang mengatakan ‘ummm’ sebagai pengisi di jeda saat berbicara. Atau bahkan mungkin, kita sendiri masih demikian. Padahal menggunakan kata ‘ummm’ yang bisa jadi disampaikan dengan tidak sadar tersebut, dinilai tidak elok dan terdengar kurang kompeten, terlebih jika digunakan secara berlebihan dan berulang.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan ‘kebiasaan’ tersebut? Tentu perlu adanya latihan dan evaluasi dari diri kita sendiri.
Jika kita menyadari bahwa kita sering melakukan hal tersebut maka, ada cara untuk membantu mendiagnosis masalahnya. Kita bisa meminta bantuan teman atau rekan kita untuk menepuk tangan saat mendengarkan kata ‘ummm’ yang kita lontarkan saat berbicara. Metode ini adalah cara termudah untuk menyadari seberapa sering kita menggunakan kata ‘pengisi’ saat berbicara. Hal ini tentu akan membantu dan menyadarkan kita, agar dapat berupaya menghilangkan kata-kata yang seharusnya tidak digunakan agar terlihat lebih kompeten.
Selain itu, merekam suara saat sedang berbicara adalah cara lain untuk kita bisa mengevaluasi dan menganalisa diri sendiri saat berbicara.
Penggunaan kata ‘ummm’ saat sedang berbicara biasanya digunakan untuk mengambil jeda berpikir, atau terlontar begitu saja saat sedang mengejar kecepakat berpikir di otak. Maka jika demikian, berikanlah jeda bermakna sekitar satu atau dua detik dalam kalimat, dengan cukup diam, atau berhenti sejenak mengeluarkan suara dan tatap audience.
Karena daripada terus berbicara dengan kata-kata pengisi sembari memproses apa yang akan disampaikan, akan lebih efektif jika berhenti berbicara selama beberapa detik, sementara kita bisa ambil kesempatan itu untuk berpikir.
Hal ini tentu tidak mudah jika memang belum terbiasa. Maka, latihan atau berlatih adalah kunci yang dapat terus dilakukan agar menjadi terbiasa dan bisa.
Menjadi pembicara di depan umum itu gampang-gampang susah. Gampang bagi yang memang sudah terbiasa, dan dirasa tidak mudah bagi yang masih butuh tambahan jam terbang. Atau, tidak jarang juga, meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun ketika saat akan memulai, rasa gugup tetap datang. Dan hal itu dapat dikatakan wajar, jika tidak menggangu konsentrasi dan masih dapat menyampaikan pesan dengan baik pada audience.
Lantas, adakah rahasia yang bisa dilakukan oleh seorang public speaker agar tidak merasa gugup? Jawabannya adalah, ada.
Pertama, kita perlu melakukan persiapan. Terutama adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Materi tersebut, bisa saja ditulis terlebih dahulu menjadi suatu naskah. Atau ditulis point-point nya saja agar tetap dapat dibawa ke atas ‘panggung’. Sebenarnya, ini tergantung pada karakter masing-masing juga ya. Dan cari yang lebih nyaman.
Kedua, tentunya perlu ada yang namanya ‘latihan’. Meski sudah terbiasa berbicara di depan khalayak umum, namun tidak ada salahnya jika kita tetap melakukan latihan saat sebelum akan tampil. Ini akan menjadi bekal juga untuk kita agar lebih percaya diri.
Ketiga, persiapkan pakaian sesuai dengan acara yang dihadiri. Jika kita akan menyampaikan sambutan di acara perayaan adat, maka pakailah baju yang sesuai yaitu pakaian adat. Pun juga jika menghadiri acara resmi, maka sudah seharusnya dengan pakaian lengkap jas/blazer.
Keempat, kita bisa menenangkan diri kita sendiri dan tetap tersenyum. Bersikap tenang ketika saat akan dan sedang melakukan kegiatan public speaking adalah keharusan. Karena jika tenang, maka emosi kita akan bisa diatur, sehingga saat berbicara kita bisa menentukan kecepatan bicara kita. Karena jangan sampai karena tidak tenang, emosi tidak terkenali, dan bicara kita menjadi cepat, sehingga pesan yang akan disampaikan tidak dimengerti oleh audience.
Nah itu dia rahasia terhindar dari gugup saat Public Speaking. Selamat mencoba ya..
Pengetahuan mengenai tablle manner, tentu tidak bisa diabaikan. Karena mau tidak mau, dalam perjalan bisnis atau karir, akan ada jamuan makan formal, entah dengan klien atau dengan pimpinan.
Moment ini, tentu dianggap penting, karena jika salah dalam sikap, maka profesionalitas kita akan dipertanyakan, dan atau jika etika kita tidak digunakan saat di meja makan, maka value kita akan berkurang dihadapan rekan satu meja. Dan yang terpenting adalah, menjaga etika dan sikap saat jamuan makan formal, ini adalah salah satu upaya untuk membranding personal kita.
Table manner sendiri, memiliki peran sebagai aturan universal yang berlaku di seluruh negara. Ada 3 aspek penting yang perlu diperhatikan.
Pertama, yaitu mengenai penggunaan peralatan makan dalam table manner. Jika makan sehari-hari, mungkin tidak sedikit diantara kita yang cukup menggunakan sendok dan garpu saja, juga mangkuk dan piring untuk makan. Namun dalam table manner, terdapat peralatan yang tidak sedikit, sehingga perlu kita pahami macam dan fungsinya.
Salah satu hal yang lumrah yaitu penggunaan serbet. Jika menemukan serbet di jamuan makan formal, maka tidak perlu bingung. Cukup bentangkan serbet di pangkuan sebelum mulai makan. Setelahnya, gunakan sudut serbet untuk menyeka bibir setelah makan.
Kedua yaitu, memahami jenis makanan yang disajikan. Ada tiga jenis makanan diantaranya hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Pastikan kita mengetahui masing-masing menu dari hidangan ini, sehingga tidak keliru saat memakannya.
Hidangan pembuka, biasanya terdapat dua jenis makanan. Yaitu hot appetizer dan cold appetizer. Bentuknya bisa berupa sup atau salad. Sementara hidangan utama, disebutan sebagai main course. Menu ini disajikan berupa steik, seafood, sayuran, kentang dan hidangan berat lainnya. Terakhir adalah hidangan penutup atau disebut dessert, yaitu seperti ice cream, jus, kue dan pudding.
Nah sudah tau kan jenis makanna dan urutannya. Jangan sampai terbalik ya.
Ketiga yaitu gestur dalam table manner. Dalam ilmu komunikasi, gestur termasuk dalam komunikasi non verbal. Jadi, sudah seharusnya, kita dapat menjaga gestur saat sedang berkomunikasi dengan lawan bicara, termasuk di dalamnya saat sedang di meja makan atau ada jamuan makan formal.
Hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu saat duduk di kursi, pastikan tubuh dan posisi kita tegak. Tidak miring-miring ya, apalagi membungkuk. Dan juga disarankan untuk bersandar di kursi. Selain itu, perhatikan juga posisi tangan saat sedang makan. Tidak meletakan siku di atas meja, dan tidak perlu membuka lebar tangan agar tidak memakan tempat.
Dalam mengunyah makanan, ingat ya mulut harus tetap tertutup dan tidak mengecap atau menimbulkan suara yang akan menggangu orang lain. Juga, tahan dulu untuk tidak berbicara saat mulut sedang terisi penuh oleh makanan. Dan ucapakan “Permisi” saat akan meninggalkan meja makan jika hendak ke toilet untuk membersihkan gigi, membenarkan lipstik untuk wanita, dan lainnya. Karena hal-hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan di meja makan, melainkan lebih baik dilakukan di depan kaca toilet.
Nah, pengetahuan dasar mengenai table manner cukup sekian dulu ya. Untuk informasi penting lainnya agar menjadi personal dengan branding baik, klik artikel lainnya di www.trustmepr.com
Menjaga penampilan secara fisik, dapat disadari ataupun tidak memiliki dampak sosial yang cukup tinggi. Hal ini cukup bertentangan dengan istilah yang sudah lama dan sering kita dengar yaitu, “Don’t judge a book by its cover”. Karena jika diingat kembali, tidak kah kita berpikir pekerjaan ataupun kegiatan seseorang setelah melihat penampilannya?Nah, maka dari itu perlu sekali menjaga penampilan untuk kebutuhan profesional.
Para ahli komunikasi menuturkan, penampilan merupakan komunikasi verbal yang dinilai untuk dapat menyampaikan ambisi, keinginan dan juga menjadi persepsi orang mengenai ‘nilai’ yang kita miliki.
Jadi, tidak ada salahnya, dan bahkan dinilai tepat untuk kita dapat menjaga penamilan agar baik secara profesional.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan pakaian. Menggunakan pakaian tidak perlu melulu harus baru. Namun cukup diperhatikan kebersihan dan kerapihannya.
Kedua, yaitu tatanan rambut bagi pria juga wanita. Pun juga pemakaian jilbab bagi wanita muslim. Hal ini dinilai penting juga, karena bagian atas adalah yang juga sering dilihat dan diperhatikan oleh klien ataupun kolega.
Ketiga, memperhatikan kebersihan kuku. Kuku baiknya dirawat dalam keadaan pendek, dan atau wanita disesuaikan. Juga, untuk wanita penggunaan pemulas kuku sebaiknya disesuaikan dengan warna yang netral.
Keempat yaitu menjaga kebersihan gigi, nafas juga badan. Mengapa? Karena jika pekerjaan kita yang sering bertemu dengan klien, melakukan presentasi, hal ini tentu menjadi perhatian. Usahakan tetap bersih dan wangi ya.
Kelima, penggunaan alas kaki. Tidak dianjurkan menggunakan sandal santai saat ada pertemuan dengan klien ataupun meeting internal. Usahakan selalu menggunakan sepatu untuk tampilan profesional. Bagi wanita dapat menggunakan sepatu berhak, namun tetap harus memilih sepatu yang memberikan rasa nyaman.
Selain dari penampilan, ada baiknya juga kita menjaga cara bicara juga pemilihan kata dalam merespon lawan bicara. Hal ini tentu sederhana, namun memiliki dampak yang cukup besar.
Hal pertama yaitu, menggunakan kata “Ya” ketika menjawab pertanyaan. Seringkali ketika sedang menjawab pertanyaan, dengan tanpa sadar menjawa dengan “Hah?” padahal penggunaan kata “Ya” lebih profesional.
Kedua, penggunaan kata “Saya” dibanding “Aku”. Namun hal ini tentu saja disesuaikan dengan kedekatan dan kesempatan dengan lawan bicara.
Ketiga, hindari menggunakan kata “Doang” di setiap kesempatan. Kata ini berdampak pada pemotongan deskripsi yang akan dijelaskan pada lawan bicara.
Keempat, lebih baik menggunakan kata “Tidak” daripada “Kagak”. Terutama pada klien atau kolega ya.
Terakhir yaitu, selalu perhatikan intonasi saat berbicara, juga hindari kata gaul saat acara formil, dan selalu gunakan kata baik dan positif karena hal itu mencerminkan seorang profesional.
Selamat berlatih, dan selamat mencoba..
Melakukan branding baik untuk personal ataupun corporate, tentu membutuhkan sikap konsisten dalam melakukannya. Hal tersebut, agar tujuan branding dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
Nah, kali ini trustmePR akan berbagi empat tips untuk dapat konsisten dalam melakukan kegiatan branding.
Pertama, yaitu perlu adanya penyusunan rencana. Menyusun rencana dibagi menjadi dua bagian agar lebih mudah. Yaitu buat rencana jangka pendek juga rencana jangka panjang. Hal ini tentu agar memudahkan melepaskan kebiasan ‘memulai’ namun tidak sampai menyelesaikan. Juga menjadi dorongan untuk dapat memaksimalkan potensi pencapaian yang telah ditentukan. Jadi mulai sekarang, ayo buat rincian yang sedang direncanakan dalam waktu dekat dan dalam jangka waktu panjang.
Kedua, membuat agenda secara bertahap dan juga berkelanjutan. Setiap rencana yang sudah disusun, tentu tidak dapat dicapai secara instan. Maka dari itu, membuat agenda adalah jawaban agar tujuan dapat tercapai. Dengan catatan, agenda dibuat jelas juga memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Contoh, untuk personal branding di media sosial itu adalah salah satu rencananya ingin rajin posting kegiatan untuk portofolio. Maka jadwal yang dibuat adalah berapa postingan di setiap minggu, hari apa saja yang kamu agendakan untuk posting dan bagaimana tema yang akan diangkat, dan seterusnya.
Ketiga, perlu adanya rasa ‘Sabar’. Mengapa demikian? karena disadari atau tidak, kendala terbesar konsisten yaitu adanya ketidakmampuan menyikapi suatu kegagalan dengan baik. Misal, ketika sudah aktif di media sosial untuk membangun personal branding, namun tidak juga menghasilkan interaksi yang baik. Nah disana, itu artinya masih ada proses yang perlu dilakukan, dan yang masti perlu adanya kesabaran. Atau, coba untuk melakukan personal branding, tapi ada yang ‘nyinyir’, itu kendala juga kalau tidak sabar. Maka sangat perlu melatih kesabaran.
Keempat, evaluasi secara berkala. Evaluasi dilakukan setelah melakukan berbagai agenda yang direncanakan. Hal ini dianggap penting karena dapat mengetahui perkembangan yang telah dicapai. Atau, jika hasilnya belum memuaskan atau belum seperti yang direncanakan, maka dengan evaluasi dapat mengetahui kesahalannya dimana, dan apa yang perlu diperbaiki.
Itu dia, keempat tips untuk dapat konsisten ketika sedang melalukan kegiatan branding baik untuk personal ataupun corporate. Selamat mencoba!
Tidak dipungkiri, bahwa penampilan adalah hal utama yang dapat dilihat dan dinilai saat seseorang bertemu dengan orang baru untuk pertama kalinya. Hal tersebut, tentu menjadikan penampilan dianggap cukup penting.
Memiliki penampilan yang baik, tidak perlu menggunakan busana ataupun aksesoris yang mahal dengan harga selangit. Namun, cukup diperhatikan kebersihan, kerapihan, kecocokan dan tentunya sesuai dengan momen.
Misal, saat bekerja di suatu perusahaan sturtup yang kebanyakan pekerjanya anak muda, maka pilihkan pakaian yang sopan namun tidak terlalu kaku atau formal. Tapi, kebalikannya. Jika bekerja di instansi pemerintahan, misalnya. Maka sudah seharusnya memilih pakaian yang sesuai dengan ketentuan.
Apa yang dikenakan, itu adalah kepribadian yang ingin ditunjukan pada orang disekitar. Maka, perlu kepercayaan diri yang baik agar dapat berpenamilan menarik dan profesional, sehingga penampilan menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan nilai personal kita dalam hal branding.
Selain itu, penampilannya juga menjadikan seseorang dianggap lebih kredibel. Karena disadari ataupun tidak, penampilan dapat mempengaruhi persepsi orang lian pada diri kita. Penampilan yang menarik dan juga profesional, menjadikan kita memiliki nilai kredibilitas dan integritas yang tinggi. Tentu saja, hal tersebut mempengaruhi kesempatan kita untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, misalnya.
Memiliki penampilan yang baik juga, tentu menjadikan kita sebagai pribadi yang memiliki nilai tambah, sehingga memiliki kepercayaan diri yang baik, dan mendapatkan kesan baik juga dari orang lain di sekitar kita.
Jadi, sudahkah berpenamilan yang sesuai untuk hari ini?